MAKALAH
SKOLASTIK
PENTINGNYA
PEMAHAMAN INDIVIDU SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Disusun
Oleh :
Atiqoh
Nurul Baiti
2017010137
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karuniannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah berisi tentang” Pentingnya Pemahaman Individu Siswa Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar”
tepat pada waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat
digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses belajar.
Kami menyadari bahwa makalah ini
banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki masih terbatas. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan
saran bagi pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah kami ini.
Wonosobo,
20 Maret 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... .... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. .... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pemahaman individu...................................................................... 3
B. Teknik-Teknik Pemahaman Individu............................................................... 3
C. Hal-hal yang Perlu dikenal dari Pribadi Murid................................................. 11
D. Pentingnya Memahami Peserta Didik.............................................................. 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Persoalan dan problematika peserta didik akan
selalu hidup dan berkembang sejalan dengan perubahan beberapa faktor yang
melatarbelakangi keseharian para pesera didik. Pemahaman terhadap peserta didik
sangat diperlukan demi tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal dan
proporsional dan diharapkan dapat menghantarkan peserta didik pada
tingkat keberhasilan yang maksimal. Untuk itulah sangat diperlukan kehadiran
dan peranan bimbingan konseling baik dari para pendidik secara keseluruhan
untuk lebih memaksimalkan peran bimbingan konselingnya, dan terkhusus bagi guru
BK yang memang guru BK lebih memiliki kompetensi dan potensi lebih dalam hal
bimbingan konseling.
Dalam usaha pembimbingan peserta didik, ada
salah satu hal yang terpenting yang menyebabkan adanya perbedaan keberhasilan
pendidik dalam mendidik para pelajar/ perserta didiknya, kemungkinan
besar disebabkan oleh adanya perbedaan pengetahuan diantara para pendidik
tersebut mengenai beberapa aspek yang ada pada diri anak didik.
Pemahaman kondisi serta potensi peserta didik
menjadi sangat urgent bagi pendidik, disebabkan dengan memahami potensi dan
kondisi peserta didik pendidik akan dengan mudah menentukan dan memilih
beberapa alternative pendekatan maupun metode-metode yang diterapkan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. Sehingga peserta didik dapat dengan mudah beradaptasi
dengan situasi proses belajar mengajar serta sangat terbantu dalam pemahaman
pelajaran. Hal ini desebabkan peoses pendidikan benar-benar dapat dilaksankan
secara proporsional dan sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik.
Pemimbingan terhadap peserta didik oelh pendidik
juga sangat diperlukan sebab tujuan bimbingan adalah membantu siswa dalam
memahami dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan,
dan pengarah kegiatan-kegiatan yang menuju pada karir dan cara hidup yang
memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi dan seimbang dengan
dirinya dan lingkunganya.[2]
Permasalahan yang dialami oleh individu peserta
didik terus berkembang seiring perkembangan waktu dan perkembangan lingkungan
yang ada di sekitar peserta didik/ siswa.Problem peserta didik dapat berupa
problem dalam memahami pelajaran, konflik antar teman, kesalahan bergaul hingga
problem-problem yang bersifat multi kasus.Berawal dari persioalan individu
kemudian lazimnya meningkta kepada problem keluarga dan lingkungan. Nah, hal
inilah yang selalu memaksa seorang individu peserta didik untuk segera
menyelesaikan, karena secara naluriah setiap individu selalu memiliki dorongan
keinginan untuk terlepas dari problem yang mendera dirinya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemahaman individu?
2.
Apa
saja teknik yang dapat dilakukan untuk memahami individu?
3.
Apa
saja aspek yang perlu dikenali dari pribadi individu?
4.
Mengapa
memahami individu itu sangat penting?
C.
Tujuan
1. Memahami pengertian pemahaman individu.
2.
Mengetahui
teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk dapat memahami individu.
3.
Memahami
aspek-aspek yang perlu dikenali dari pribadi individu.
4.
Memahami aarti penting pemahaman
individu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian pemahaman individu
Menurut Herni (2012), pemahaman individu merupakan suatu
cara/kegiatan pengumpulan informasi untuk dapat mengenal, mengerti, menilai,
serta memahami individu secara keseluruhan, baik karakteristik, latar belakang,
maupun masalah yang dialaminya. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling, tujuan
dari pemahaman individu ini adalah untuk menentukan jenis bantuan yang
diberikan. Harapannya, individu akan memperoleh bantuan yang terarah sehingga
apa yang diharapkannya dapat tercapai.[1]
Pemahaman individu oleh Aiken (1997:
454) diartikan sebagai “Appraising the presence or magnitude of one or more
personal characteristics. Assesing human behaviour and mental processes
includes such procedures as observations, interviews, rating scales, check
list, inventories, projective, and tests.” Dari pernyataan tersebut bahwa
pemahaman individu adalah memiliki keberadaan atau besarnya satu atau lebih
karakteristik dari pribadi individu. Menilai perilaku manusia dan proses mental
meliputi prosedurr sebagai observasi, wawancara, skala penilaian, ceklis,
persediaan, teknik proyektif, dan berbagai tes.
B.
Teknik-Teknik
Pemahaman Individu
1.
Teknik
Nontes
a. Wawancara
Wawancara
adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan
sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara
lisan, baik langsung maupun tidak langsung. Wawancara bisa dilakukan dengan
peserta didik yang bersangkutan atau dengan guru, wali kelas, orang tua maupun
teman-temannya bila hal ini diperlukan.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan
dalam wawancara, yaitu :
·
Pewawancara
harus mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan mencatat apa yang
sumber data berikan. Kadang-kadang ia seperti seorang penginterogasi,
kadang-kadang secara tajam ia menyerang dengan menunjukkan kesalahan-kesalahan
orang yang diwawancarai, kadang-kadang ia mengklarifikasi, kadang-kadang pula
ia seperti pasif atau menjadi pendengar yang baik. Suksesnya suatu wawancara
tergantung pada kemampuan melakukan kombinasi berbagai keterampilan sesuai
dengan tuntutan situasi dan orang yang diwawancarai.
·
Dalam
proses wawancara, pewawancara harus meredam egonya dan melakukan pengendalian
tersembunyi. Pewawancara memantau semua yang diucapkan oleh dan bahasa tubuh
orang yang diwawancarai, sambil berusaha menciptakan suasana santai yakni
suasana yang konduksif bagi berlangsungnya wawancara. Dalam prakteknya,
berbagai pikiran muncul dibenak pewawancara ketika wawancara sedang
berlangsung. Seperti : Apa yang harus saya tanyakan lagi? Bagaimana nada bicara
orang yang diwawancarai ini? Dari gerak tubuh dan nada suaranya, apakah ia
terlihat bicara jujur atau mencoba menyembunyikan sesuatu?
Terdapat
kelebihan dan kekurangan dalam teknik wawancara. Untuk kelebihannya yaitu Flexibility,
Nonverbal Behavior, Question Order, Respondent alone can answer, dan Completeness.
Adapun kelemahanya yaitu:
· Memerlukan banyak waktu dan tenaga
dan juga mungkin biaya.
· Kesalahan bertanya dan kesalahan
dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi.
· Keberhasilan wawancara sangat
tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan hubungan antar manusia
(human relation).
· Wawancara tidak selalu tepat pada
kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi ribut dan ramai.
· Sangat tergantung pada kesediaan,
kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin menghambat
ketelitian hasil wawancara.
b. Observasi
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan
pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah sehingga
diperoleh suatu pemahaman dan dilakukan secara langsung, seksama dan
sistematis. Sehingga pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati
sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan
sebenarnya. Observasi yang intensif bisa dilakukan baik di dalam maupun di luar
kelas. Pengamat mencatat hal-hal yang berhubungan dengan perilaku siswa,
terutama dalam mengikuti pelajaran maupun dengan teman-temannya. Pengamatan ini
bertujuan untuk mengetahui keseharian peserta didik yang diduga mengalami
kesulitan belajar.[2]
Teknik observasi ini memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan. Diantaranya :
Kelebihan :
· Data yang dikumpulkan melalui observasi
cenderung mempunyai keandalan yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk
mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya dari
individu-individu.
· Dapat melihat langsung apa yang
sedang dikerjakan, aktivitas yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
· Dapat menggambarkan lingkungan fisik
dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik peralatan, penerangan,
gangguan suara dan lain-lain.
· Dapat mengukur tingkat suatu
pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit
pekerjaaan tertentu.
Kekurangan:
·
Umumnya
orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan
pekerjaannya dengan tidak semestinya.
·
Dapat
mengganggu proses yang sedang diamati.
·
Orang
yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya
dan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.
c. Angket
Angket
(Questioner) adalah alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung,
yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang ditujukan
kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya
jawab dengan responden, yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan responden. Karena angket dijawab atau diisi
oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden,
maka dalam penyusuna angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum
butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk pengisian.
Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata
yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan Ketiga,
untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan
kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.[3]
Berikut kelebihan menggunakan angket. Bila
lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah
adalah dengan angket.
· Pertanyaan-pertanyan yang sudah
disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau responden dalam
jumlah banyak.
· Dengan angket akan memberi
kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila
menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
· Responden dapat lebih leluasa
menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.
Kelemahan dari angket :
·
Apabila
penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah
kurang tepat.
·
Metode
ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
·
Jawaban
yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari
pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan
dapat berubah setelah melihat pertanyaan di lain nomor.
·
Ada
kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang
kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.
d. Sosiometri
Sosiometri adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data
tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur
hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok. Sosiometri dapat juga dikatakan sebagai alat yang dipergunakan
untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok dan juga dipergunakan untuk
mengetahui popularitas seseorang dalam kelompoknya serta untuk meneliti
kesulitan hubungan seseorang terhadap teman-temannya dalam kelompok, baik
dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan kegiatan-kegiatan kelompok
lainnya.
Kegunaan lebih lanjut dari
teknik sosiometri ini adalah untuk:
· Memperbaiki hubungan insani (human
relationship);
· Menentukan kelompok kerja
tertentu;
· Meneliti kemampuan memimpin
seseorang dalam kelompok pada suatu kegiatan tertentu;
· Mengatur tempat duduk dalam
kelas; serta
· Mengetahui kekompakan dan
perpecahan anggota kelompok.
Metode ini biasanya digunakan
pada kelompok-kelompok kecil (misalnya 10 sampai 100 orang). Apabila terlalu
banyak jumlahnya, penentuan hubungan sosial antarindividu akan menjadi kabur
dan akan mengalami kesulitan
e. Catatan anekdot
Catatan anekdot alat yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi bagi individu yang berupa catatan catatan tingkah laku
yang dihasilkan dapat mempermudah guru pembimbing memahami kepribadian siswa.
tujuan dari teknik ini yaitu mengumpulkan informasi yang relevan tentang
kepribadian siswa melalui pencatatan fakta yang diamati dilingkungan sekolah.
Namun satu anekdota belum cukup menyajikan informasi yang relevan, dibutuhkan
beebrapa anekdota yang ditulis beberapa pengamat (guru pembimbing, guru mapel).
Lalu anekdota dari beberapa pengamat itu dikumpulkan dan dipelajari
dalam satu urutan kronologis yang kemudian diinterpretasi menyeluruh untuk
menggamabarkan satu-dua aspek kepribadian siswa.
f. Inventori
Inventori adalah suatu metode untuk mengumpulkan data yang
berupa suatu pernyataan (statemen) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu
dan sejenisnya. Dari daftar pertanyaan tersebut individu diminta untuk memilih
mana pernyataan yang cocok dengan dirinya. Inventory adalah metode untuk
memahami individu dengan memberikan sejumlah daftar pernyataan yang harus dijawab/dipilih
responden sesuai dengan keadaan dirinya. Pernyataan tersebut menyangkut tentang
sifat, keadaan, kegiatan tertentu. Jawaban responden tersebut selanjutnya
ditafsirkan oleh pengumpul data tentang keadaan responden dan responden
memahami diri. Inventory tergolong metode laporan diri (self-repport) atau
diskripsi diri (self-deskripsi). Personality inventory mengungkap ciri/aspek
kepribadian bentuknya pernyataan dgn jawaban singkat.. Contoh : (iniventory
kepribadian, inventory minat, tingkat nilai religius, bisa juga untuk
mengungkap sistem nilai pada suatu mausia.[4]
Teknik inventori ini digunakan
untuk:
· Pemahaman pribadi secara umum:
Minat, Sikap, Kebiasaan belajar, Tempramen, Karakter, Jenis masalah
· Pemahaman terhadap lingkungan sosial.
· Pemahaman perkembangan individu yang
meliputi : Landasan religious, Perilaku etis, Kematangan emosi, Kematangan
intelektual, Kesadaran tanggung jawab, Peran sosial (wanita dan pria),
Penerimaan diri dan pengembangan, Kemandirian dan perilaku ekonomis, Persiapan
karir, dan Hubungan dengan teman sebaya
g. Biografi atau autobiografi
Alat
pengumpul data melalui catatan yang ditulis sendiri maupun orang lain. Biografi
ditulis oleh orang lain yang berisi riwayat hidup seseorang. Autobiografi adalah alat pengumpul data yang ditulis
sendiri oleh orang itu hingga akhir hidupnya. Objek yang dipahami dalam
penulisan biografi adalah:
·
Keterangan
tentang diri
·
Saya
dan keluarga
·
Riwayat
kesehatan
·
Riwayat
pendidikan
·
Rekreasi
pengisian waktu luang
·
Pribadi
saya
Konselor
dapat membantu peserta didik membuat autibiografi dengan memberikan
suatu daftar yang dicantumkan
· Cita-cita
· Pengalaman yang paling mengesankan
· Keadaan orang tua
· Riwayat pendidikan
· Riwayat kesehatan
· Kegiatan untuk mengisi waktu luang
· Hubungan dengan teman-teman
· Masa depan pendidikan
h. Daftar Cek Masalah
Daftar cek
masalah merupakan alat atau instrumen yang
berupa daftar cek yang khusus disusun untuk merangsang/memancing pengutaraan
masalah-masalah atau problem-problem yang pernah atau sedang dialami seseorang.
Dafar cek masalah berguna untuk mengetahui data pribadi siswa yang mencerminkan
tingkah laku siswa beserta masalah-masalah yang sudah dan pernah dialami oleh
siswa yang tidak dapat diungkapkan secara lisan.
2.
Teknik
Tes
a. Tes intelegensi umum
Tes
semacam ini digunakan untuk mengukur kecerdasan.
Satuan yang digunakan dalam tes Binet adalah IQ (intelegence question) yang
diperoleh dari hasil pembagian antara usia mental dengan usia kronologis
dikalikan 100.
b. Tes bakat
Tes ini digunakan untuk
mengukur kemampuan dalam aspek-aspek khusus, seperti aspek verbal (kemampuan
berbahasa), aspek numerik (kemampuan menggunakan angka-angka).
c. Tes kepribadian
Tes kepribadian digunakan untuk mengukur sifat-sifat atau karakteristik
primer dan skunder, seperti sifat-sifat stabilitas emosi, rasa humor, seksual
dan sebagainya
d. Tes hasil belajar
Jenis tes
yang paling popular dalam dunia pendidikan adalah tes hasil belajar. Tes
ini ada yang distandarisasikan dan ada pula tes buatan guru. Tujuan utama
tes hasil belajar adalah mengukur dan menilai terhadap pengaruh suatu usaha
pembelajaran di sekolah. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur kemampuan
individu setelah ia menempuh proses belajar-mengajar di sekolah sekaligus
mengetahui pencapaian tujuan belajar anak didik. Bentuk tes hasil belajar yang
paling dikenal ialah tes bentuk subjektif (tes essay). Namun adapula
bentuk lain seperti tes objektif yang berupa pilihan ganda, tes benar-salah dan
sebagainya.[5]
C.
Hal-hal yang Perlu dikenal dari Pribadi Murid
Banyak aspek dari pribadi murid yang perlu dikenal,
aspek-aspek tersebut diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Latar Belakang Masyarakat
Kultur masyarakat dimana siswa tinggal, besar pengaruhnya
terhadap sikap siswa. Latar belakang cultural ini menyebabkan para siswa
memiliki sikap yang berbeda-beda tentang agama, politik, masyarakat lain, dan
cara bertingkah laku. Pengalaman anak-anak diluar sekolah yang hidup di dalam
masyarakat kota sangat berbeda dengan pengalaman para siswa yang tinggal di
pedesaan.
2.
Latar Belakang Keluarga
Situasi di dalam keluarga besar pengaruhnya terhadap emosi,
penyesuaian social, minat, sikap, tujuan, displin, dan perbuatan siswa
disekolah. Apabila di rumah siswa msering mengalami tekanan, merasa tak aman,
frustasi maka dia juga akan mengalami perasaan asing di Sekolah. Apa yang
menarik minatnya di Rumah akan keliatan pula apa yang menjadi minatnya
disekolah. Guru perlu mengenal situasi dan kondisi dalam keluarga siswa, agar
dapat merencanakan kegiatan-kegiatan yang serasi, kendatipun pengaruh keluarga
ini tidak mutlak menetukan berhasilnya seorang siswa, karena pada kenyataannya
sering juga terjadi dimana anak mengalami maladjustment ( gejala-gejala merasa
tidak diterima ) sebagai akibat lingkungan sekolah.
3.
Tingkat Intelegensi
Hasil test intelegensi juga menjadi sumber yang
menggambarkan abilisitas belajar siswa. Bahkan menurut Wechsler, bahwa
intelegensi seseorang dipengaruhi oleh perasaan cemas, dorongan, rasa aman, dan
sebagainya. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kemantapan daripada IQ.
Tingkat intelegensi dapat digunakan untuk memperkirakan keberhasilan seorang
siswa.
4.
Hasil Belajar
Guru perlu mengenal hasil belajar dan kemajuan belajar siswa
yang telah diperoleh sebelumnya. Hal-hal yang perlu diketahui itu, ialah penguasaan
pelajaran, keterampilan-keterampilan belajar dan bekerja. Hal tersebut penting
bagi guru karena dapat membantu guru mendiagnosis kesulitan belajar siswa,
dapat memperkirakan hasil dan kemajuan belajar selanjutnya, hasil-hasil
tersebut dapat saja berbeda dan bervariasi sehubungan dengan kedaan motivasi, kematangan,
dan penyesuaian sosial.
5.
Kesehatan Badan
Guru perlu secara berkala mengetahui tentang keadaan
kesehatan dan pertumbuhan siswa. Keadaan kesehatan dan pertumbuhan ini besar
pengaruhnya terhadap hasil pendidikan dan penyesuaian social mereka. Siswa yang
kurang sehat badannya mungkin mengalami kurang vitamin sehingga kurang energi untuk belajar.
6.
Hubungan antar Pribadi
Perkembangan social menunjukan keseluruhan pola pertumbuhan.
Hubungan pribadi saling aksi dan mereaksi, peneriamaan oleh anggota kelompok,
kerjasama dengan teman sekelompok akan menentukan perasaan puas dan rasa aman
di sekolah, sehingga berpengaruh pada kelakuan dan motivasi belajarnya.
7.
Kebutuhan-kebutuhan Emosional
Diantara kebutuhan emosional yang penting dikalangan para
siswa pada umumnya ialah ingin diterima, berteman, dan rasa aman. Kebutuhan ini
perlu mendapat kepuasan dan jika tidak berhasil memberikan kepuasan atas
kebutuhan tersebut maka akan menimbulkan frustasi dan gangguan mental lainnya.
Gangguan mental tersebut dapat dilihat dari tingkah lakunya sebagai berikut: Tingkah
Laku Pemalu, Kelakuannya sangat agresif, Tingkah laku submissive (terlalu bergantung pada orang lain),
Gejala sakit somatis (sakit badan yang sebenarnya disebabkan oleh gangguan
mental).
8.
Sifat-sifat Kepribadian
Guru perlu mengenal sifat-sifat kepribadian murid agar guru
mudah mengadakan pendekatan pribadi dengan mereka, sehingga hubungan pribadi
menjadi lebih dekat dan pengajaran lebih efektif.
9.
Bermacam-macam Minat Bakat
Guru perlu sekali minat muridnya karena penting bagi guru
untuk memilih bahan pelajaran, merencanakan pengalaman belajar, menuntun kearah
pengetahuan, dan mendorong motivasi belajar. [6]
D.
Pentingnya Memahami Peserta Didik
Pentingnya Pemahaman Guru/Konselor Mengenai Peserta Didik
diantaranya adalah :
1. Dengan mengetahui dasar – dasar
pemahaman peserta didik, seorang guru/konselor akan dapat memberikan
harapan yang realistis terhadap anak dan remaja. Ini adalah penting, karena
jika terlalu banyak yang diharapkan pada anak usia tertentu, anak mungkin akan
mengembangkan perasaan tidak mampu jika ia tidak mencapai standar yang
ditetapkan orangtua dan guru. Sebaliknya, jika terlalu sedikit yang diharapkan
dari mereka, mereka akan kehilangan rangsangan untuk lebih mengembangkan
kemampuannya.
2. Dengan mengetahui dasar – dasar
pemahaman peserta didik, seorang guru/konselor akan lebih mudah dalam
memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang peserta didik (konseli).
3. Dengan mengetahui dasar – dasar
pemahaman peserta didik, seorang guru/konselor akan lebih mudah dalam mengenali
kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai, sehingga guru dapat
mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian
dan perilakunya.
4. Dengan mengetahui dasar – dasar
pemahaman peserta didik, seorang guru/konseli akan lebih mudah dalam memberikan
bimbingan yang tepat pada peserta didik.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Individu berasal dari
kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Secara
terminologis individu berarti manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik
dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek
organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial.
2. Pemahaman individu
adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik,
potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau
sekelompok individu.
3. Pemahaman terhadap
individu dilakukan dengan mengumpulkan data dari tiap – tiap individu yang
bersangkutan. Data – data tersebut dapat diambil langsung dari individu yang
bersangkutan, dapat juga diambil dari orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dewa Ketut Sukardi. 1987
.Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Ghalia Indonesia. Jakarta Timur
Lamora Lumongga Lubis.2011.Memahami
Dasar-dasar konseling dalam Teori dan Praktik. Kencana Prenanda Media Group.
Jakarta
Musdalifah Dachrud. 2013.
Psikologi Pendidikan. STAIN
Manado Press.Manado.
[1] Dewa Ketut Sukardi. 1987
.Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Ghalia Indonesia. Jakarta Timur. Hal 68.
[2] Lamora Lumongga
Lubis.2011.Memahami Dasar-dasar konseling dalam Teori dan Praktik. Kencana
Prenanda Media Group. Jakarta. Hal 94.
[3] Lamora Lumongga
Lubis.2011.Memahami Dasar-dasar konseling dalam Teori dan Praktik. Kencana
Prenanda Media Group. Jakarta. Hal. 98
[4] Lamora Lumongga
Lubis.2011.Memahami Dasar-dasar konseling dalam Teori dan Praktik. Kencana
Prenanda Media Group. Jakarta. Hal 103.
[5] Lamora Lumongga
Lubis.2011.Memahami Dasar-dasar konseling dalam Teori dan Praktik. Kencana
Prenanda Media Group. Jakarta. Hal 105.
[7] Musdalifah Dachrud. 2013.
Psikologi Pendidikan. STAIN
Manado Press.Manado. Hal 75.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar