MAKALAH
QIRO’ATUL QUTUB TAFSIR TARBAWI
PRINSIP PENDIDIKAN MENURUT AL-QUR’AN
Disusun Oleh :
Atiqoh Nurul Baiti
2017010137
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
UNIVERSITAS
SAINS AL-QUR’AN
2019
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berisi tentang”Prinsip Pendidikan Menurut Al-Qur’an”
tepat pada waktunya.
Kami
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
belajar.
Kami
menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami
miliki masih terbatas. Oleh karena
itu, kami berharap kritik dan saran bagi pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah kami ini.
Wonosobo, 9 November 2019
` Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... .... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. .... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .............................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah ....................................................................................... 1
C.
Tujuan............................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian Prinsip dan Pendidikan Islam......................................................... 2
B. Prinsip-prinsip Pendidikan Agma Islam........................................................... 3
C. Analisis Prinsip-prinsip Pendidikan Islam........................................................ 8
D. Prinsip Pendidikan Islam Sebagai Disiplin
Ilmu.............................................. 9
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan ..................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kita ketahui bahwa sumber utama pendidikan Islam adalah kitab suci
Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW serta pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuan
muslim sebagai tambahan. Pendidikan Islam sebagai sebuah disiplin ilmu harus
membuka mata bahwa keadaan pendidikan
yang terjadi saat ini jauh dari apa yang kita harapkan. Kita mengaharapkan
bahwa pendidika Islam memberika kontribusi terhadap pendidikan yang terdapat di
Indonesia, namun hal tersebut belum terealisaikan dengan maksimal. Salah satu
faktor yang menjadi penyebab hal tersebut adalah tidak diterpakannya sebuah
prinsip sebagai dasar dalam pendidikan.
Seringkali sebuah prinsip hanya dijadikan sebagai sebuah formalitas saja.
Prinsip tidak dijadikan sebagai dasar atau pondasi bagai pencapaian sebuah
tujuan. Padahal dalam pencapaian tujuan yang digarapkan dalam pendidikan Islam,
keberadaan prinsip-prinsip sangatlah penting dan urgent.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana pengertian prinsip pendidikan islam?
2. Apa saja prinsip-prinsip dasar pendidikan islam?
3. Apa saja prinsip-prinsip pedidikan islam sebagai disiplin ilmu?
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian prinsip pendidikan
islam.
2. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip dasar pendidikan islam.
3. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip pedidikan islam sebagai disiplin ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Prinsip dan Pendidikan Islam
1.
Pengertian Prinsip
Prinsip
berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip sebagai dasar
pandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian, mempunyai dasar atau
prinsip yang kuat. Adapun dasar dapat diartikan asas, pokok atau pangkal
(sesuatu pendapat aturan dan sebagainya). Dengan demikian prinsip dasar
pendidikan Islam bermakna pandangan yang mendasar terhadap sesuatu yang menjadi
sumber pokok sehingga menjadi konsep, nilai dan asas bangunan pendidikan Islam.[1]
Achmadi,
menyatakan bahwa maksud dasar pendidikan ialah pandangan yang mendasari seluruh
aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan maupun
pelaksanaannya pendidikan. Karena kita berbicara pendidikan Islam, maka
pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan pendidikan ialah pandangan
hidup Islami atau pandangan hidup muslim yang pada hakekatnya merupakan
nilai-nilai luhur yang bersifat transenden, universal, dan eternal. Dengan
nilai-nilai itulah kedudukan pendidikan Islam baik secara normatif maupun
konsepsional berbeda dengan ilmu pendidikan lainnya.
Adapun
sumber nilai dalam Islam adalah al-Quran dan sunnah Rasul. Karena banyaknya
nilai yang terdapat dalam sumber tersebut, maka dipilih dan diangkat beberapa
di antaranya yang dipandang fundamental dan dapat merangkum berbagai nilai yang
lain, yaitu tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat manusia, keseimbangan, rahmatan
lil’alamin.
Dengan
demikian, pendidikan Islam sangat ideal terutama dikarenakan memperhatikan
kebersamaan, pengembangan diri, masyarakat, menggalakkan ilmu, dilakukan secara
manusiawi, menyeluruh dan selalu berupaya meningkatkannya.
Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam adalah aspek-aspek fundamental yang menggambarkan dasar dan tujuan pendidikan Islam sehingga ia membedakannya dengan pendidikan non-Islam. Prinsip¬prinsip dasar pendidikan Islam itu meliputi:
a. Pendidikan
Islam adalah bagian dari proses rububiyah Tuhan
b. Pendidikan
Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya
c. Pendidikan
Islam selalu berkaitan dengan agama
d. Pendidikan
Islam merupakan pendidikan terbuka.
2.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam rangka
yang lebih terperinci, M Yusuf al-Qardawhi memberikan pengertian, bahwa ; “
Pendidikan Islam adalah pendidikan manusiawi seutuhnya, akal dan hatinya,
rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam
menyiapkan manusia hidup dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya
untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan
pahitnya”.
Sementara
itu, Hasan Langgulung merumuskan “pendidikan Islam sebagai suatu proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan memindahkan pengetahuan dan
nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal didunia
dan memetik hasilnya diakhirat”.
Prinsip
pendidikan Islam juga ditegakan di atas dasar yang sama dan berpangkal dari
pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya, manusia, masyarakat, ilmu
pengetahuan dan akhlak. Pandangan Islam terhadap masalah-masalah tersebut, melahirkan
berbagai prinsip dalam pendidikan Islam.
B. Prinsip-prinsip Pendidikan Agma Islam
Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan akhlak, secra jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam. Dalam pembelajaran, pendidik merupakan fasilitator. Ia harus mampu memberdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin proses pembelajaran, pendidik perlu perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan sejauh mungkin merealisasikannya bersama-sama dengan peserta didik. Adapun yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Integral dan Seimbang
a. Prinsip Integral
Pendidikan
Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Keduanya harus
terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta alam
semesta termasuk manusia. Allah pula yang menurunkan hukum-hukum untuk
mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum mengenai alam fisik disebut
sunatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia
telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut dinullah yang mencakup
akidah dan syariah.[2]
Dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan agar mansuia untuk membaca yaitu dalam QS Al-‘Alaq ayat-1-5. Dan ditempat lain ditemukan ayat yang menafsirkan perintah membaca tersebut, seperti dalam Firman Allah QS Al-Ankabut:
Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) (QS.
Al-Ankabut : 45)
Di sini, Allah memberikan penjelasan bahwa Al-Qur’an yang harus dibaca. Ia merupakan ayat yang diturunkan Allah (ayat tanziliyah, qur’aniyah) Selain itu, Allah memerintahkan agar manusia membaca ayat Allah yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah, sunatullah), anatara lain, QS. Yunus, 101
“Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada
dilangit dan dibumi”(QS. Yunus : 101)
Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan agar manusia membaca Al-Qur’an (ayat-ayat quraniyah) dan fenomena alam (ayat kauniyah) tanpa memberikan tekanan terhadap slah satu jenis ayat yang dimaksud. Hal itu berarti bahwa pendidikan Islam harus dilaksanakan secara terpadu (integral)
b. Prinsip Seimbang
Pendidikan
Islam selalu memperhatikan keseimbangan di antara berbagai aspek yang meliputi
keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara ilmu dan amal, urusan hubungan
dengan Allah dan sesama manusia, hak dan kewajiban.
Keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam harus menjadi perhatian. Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu. implikasinya pendidikan harus senantiasa diarahkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini senada dengan FirmanAllah SWT:
“dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (Al-Qashas : 77)
Dalam dunia
pendidikan, khususunya dalam pembelajaran, pendidik harus memperhatikan
keseimbangan dengan menggunakan pendekatan yang relevan. selain mentrasfer ilmu
pengetahuan, pendidik perlu mengkondisikan secara bijak dan profesional agar
peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di dalam maupun di
luar kelas.
2. Prinsip Bagian dari Proses
Rububiyah
Al-Qur’an
menggambarkan bahwa Allah adalah Al-Khaliq, dan Rabb Al-Amin (pemelihara
semesta alam). Dalam proses penciptaan alam semesta termasuk manusia. Allah
menampakan proses yang memperlihatkan konsistensi dan keteraturan. Hal demikian
kemudian dikenal sebagai aturan-aturan yang diterpakan Allah atau disebut
Sunnatullah.
Sebagaiman
Al-Kailani yang dikutip oleh Bukhari Umar dalam bukunya menjelaskan, bahwa
peranan manusia dalam pendidikan secara teologis dimungkinkan karena posisinya
sebagai makhluk, ciptaan Allah, yang paling sempurna dan dijadikan sebagai
khalifatullah fi al-ardh.
Sebagai
khalifah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah terhadap alam semesta
termasuk diri manusia sendiri. Dengan perimbangan tersebut dapat dikatakan
bahwa karakter hakiki pendidikan Isam pada intinya terletak pada fungsi
rubbubiyah Allah secara praktis dikuasakan atau diwakilkan kepada manusia.
Dengakn kata lain, pendidikan Islam tidak lain adalah keseluruhan proses dan
fungsi rubbubiyah Allah terhadap manusia, sejak dari proses penciptaan samspai
dewasa dan sempurna.
3. Prinsip Membentuk Manusia yang
Seutuhnya
Manusia yang
menjadi objek pendidikan Islam ialah manusia yang telah tergambar dan terangkum
dalam Al-Qur’an dan hadist. Potret manusia dalam pendidikan sekuler diserhakan
pada orang-orang tertentu dalam msyarakat atau pada seorang individu karena
kekuasaanya, yang berarti diserahkan kepada angan-angan seseorang atau
sekelompok orang semata.[3]
Pendidikan
Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah kesempurnaan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan
hidupnya. Dengan demikian fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan
unsur-unsur individual peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis
keridhaan Allah.
Prinsip ini
harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Pendidik harus
mengembangkan baik kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual secara
simultan.
4. Prinsip Selalu Berkaitan dengan
Agama
Pendidikan
Islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk menumbuhkan dan memantapkan
kecendrungan tauhid yang telah menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk
dan penuntun ke arah itu. Oleh karena itu, pendidikan Islam selalu
menyelenggrakan pendidikan agama. Namun, agama di sini lebih kepada fungsinya
sebagai sumebr moral nilai.
Sesuai
dengan ajaran Islam pula, pendidikan Islam bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu
sebagai materi, atau keterampilan sebagai kegiatan jasmani semata, melainkan
selalu mengaitkan semuanya itu dengan kerangka praktik (‘amaliyyah) yang
bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama dalam Islam tidak selalu
dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam pengertian esensinya yang
bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain yang sering dikategorikan secara tidak
proporsional sebagai ilmu sekuler.
5. Prinsip Terbuka
Dalam Islam
diakui adanya perbedaam manusia. Akan tetapi, perbedaan hakiki ditentukan oleh
amal perbuatan manusia (QS, Al-Mulk : 2), atau ketakwaan (QS, Al-Hujrat : 13).
oleh karena itu, pendidikan Islam pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis,
dan universal. menurut Jalaludin yang dikutip oleh Bukhari Umar menjelaskan
bahwa keterbukaan pendidikan Islam ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi
unsur-unsur positif dar luar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
masyarakatnya, dengan tetap menjaga dasar-dasarnya yang original (shalih), yang
bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist.
6. Menjaga Perbedaan Individual
Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain dikemukakan oleh Al-Qur’an dan hadist. Sebagai contoh:
“Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan
warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (QS. Ar-Rum : 22)
Perbedaan-perbedaan yang dimiliki
manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setiap orang akan berbuat
sesuai dengan keadaanya masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh
Prof. Dr. H. Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam sepanjangs sejarahnya
telah memlihara perbedaan individual yang dimilki oleh peserta didik.
7. Prinsip Pendidikan Islam adalah
Dinamis
Pendidikan
Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum
dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu memperbaharuhi diri dan
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan Islam seyogyanya mampu
memberikan respon terhadap kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan
perkembangan dan perubahan social. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip
pendidikan Islam yang memotivasi untuk hidup dinamis.
C.
Analisis
Prinsip-prinsip Pendidikan Islam
Mengenai prinsip-prinsip dalam
pendidikan Islam dapat ditinjau dari beberapa aspek dalam perumusan prinsip
tersebut yaitu :
1) Pendidikan Islam tidak mengenal
antara pemisahan pendidikan sains dengan agama.
2)Pandangan Islam yang menyeluruh
terthadap semua aspek kehidupan mewujudkan adanya keseimbangan
3) Pendidikan Islam menganut prinsip
dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya,
tetapi berupaya untuk selalu memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman.
4) Pendidikan Islam hendaklah
meliputi seluruh aspek keperibadian manusia dan melihat manusia dengan
pandangan yang menyeluruh dari dan aspek jiwa, badan dan akal, sehingga
nantinya pendidikan Islam mampu diarahkan pada pendidikan jasmani, pendidikan
jiwa dan pendidikan akal.[4]
D.
Prnsip
Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Sebagai
disiplin ilmu, pendidikan islam bertugas pokok mengilmiahkan wawasan atau
pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokoknya
dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan ulama/ilmuwan muslim.
Dunia ilmu
pengetahuan yang akademik telah menetapkan norma-norma, syarat-syarat dan
kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu ilmu yang ilmiah. Persyaratan
keilmuwan yang ditetapkan itu nampak terlihat sekuler, dalam arti bahwa
mengilmiahkan suatu pandangan/konsep dalam banyak seginya, yang melibatkan
nilai-nilai ke-Tuhanan dipandang tidak rasional, tapi metafisik dan tidak dapat
dijadikan dasar pemikiran sistematis dan logis. Nilai-nilai ke-Tuhanan berada
di atas nilai keilmiahan dari ilmu pengetahuan. Agama adalah bukan ilmu
pengetahuan.
Dengan
demikian maka ilmu pendidikan islam dapat dibedakan antara ilmu pendidikan
teoritis dan ilmu pendidikan praktis. Ada tiga komponen dasar yang harus
dibahas dalam teori pendidikan islam yang pada gilirannya dapat dibuktikan
validitasnya dalam operasionalisasi. Tiga komponen dasar itu ialah:
1. Tujuan
pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan sama bagi
seluruh umat islam sehingga bersifat universal. Tujuan pendidikan islam adalah
azasi karena ia sebegitu jauh menentukan corak metode dan materi pendidikan
islam. Tujuan pendidikan islam yang universal itu telah dirumuskan dalam
Seminar pendidikan Islam se-Dunia di Islamabad pada tahun 1980 yang disepakati
oleh seluruh ulama ahli pendidikan islam dari Negara-negara islam.
2. Metode pendidikan islam yang kita
ciptakan harus berfungsi secara efektif dalam proses pencapaian tujuan
pendidikan islam itu.
3. Irama gerak yang harmonis antara
metode dan tujuan pendidikan dalam proses akan mengalami vakum bila tanpa
kehadiran nilai atau idea.
Konsepsi
Al-Quran tentang ilmu pengetahuan, tidak membeda-bedakan antara ilmu
pengetahuan agama dan umum. Kedua jenis ilmu pengetahuan itu merupakan kesatuan
yang tidak dapat dipisah-pisahkan, karena semua itu adalah merupakan
manifestasi dari ilmu pengetahuan yang satu yaitu ilmu pengetahuan Allah. Oleh
karena itu dalam islam tidak dikenal adanya ilmu pengetahuan yang religious dan
non-religius (sekuler).
Pendidikan
islam sebagai disiplin ilmu telah mempunyai modal dasar yang potensial untuk
dikembangkan sehingga mampu berperan dijantung masyarakat dinamis masa kini dan
mendatang. Pendidikan islam saat ini masih berada pada garis marjinal masyarakat,
belum memegang peran sentral dalam proses pembudayaan umat manusia dalam arti
sepenuhnya. Untuk itu ilmu pendidikan islam yang menjadi pedoman
opersionalisasi pendidikan islam perlu dikembangkan sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam dunia akademik yaitu:
1.
Memiliki objek pembahasan yang jelas
dan khas pendidikan islami meskipun memerlukan ilmu penunjang dari yang
non-Islami.
2.
Mempunyai wawasan, pandangan,
asumsi, hipotesa, serta teori dalam lingkup kependidikan islami yang
bersumberkan ajaran islam.
3.
Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan islam, beserta sistem pendekatan yang seirama dengan cocok keislaman sebagai kultur dan revilasi.
Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan islam, beserta sistem pendekatan yang seirama dengan cocok keislaman sebagai kultur dan revilasi.
4.
Memiliki struktur keilmuan yang
sistematis mengandung totalitas yang tersusun dari komponen-komponen yang
saling mengembangkan satu sama lain yang menunjukkan kemandiriannya sebagai
ilmu yang bulat.[5]
Baca Juga : Makalah Bumi dan Alam Semesta
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip
dasar pendidikan Islam adalah aspek-aspek fundamental yang menggambarkan dasar
dan tujuan pendidikan Islam sehingga ia membedakannya dengan pendidikan
non-Islam. Prinsip¬prinsip dasar pendidikan Islam itu meliputi:
1. Pendidikan
Islam adalah bagian dari proses rububiyah Tuhan
2. Pendidikan
Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya
3. Pendidikan
Islam selalu berkaitan dengan agama
4. Pendidikan
Islam merupakan pendidikan terbuka.
Mengenai prinsip-prinsip dalam
pendidikan Islam dapat ditinjau dari beberapa aspek dalam perumusan prinsip
tersebut yaitu :
1) Pendidikan Islam tidak mengenal
antara pemisahan pendidikan sains dengan agama.
2)Pandangan Islam yang menyeluruh
terthadap semua aspek kehidupan mewujudkan adanya keseimbangan
3) Pendidikan Islam menganut prinsip
dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya,
tetapi berupaya untuk selalu memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman.
4) Pendidikan Islam hendaklah
meliputi seluruh aspek keperibadian manusia dan melihat manusia dengan
pandangan yang menyeluruh dari dan aspek jiwa, badan dan akal, sehingga
nantinya pendidikan Islam mampu diarahkan pada pendidikan jasmani, pendidikan
jiwa dan pendidikan akal.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisidan Moderenisasi Menuju Milinium Baru,
Jakarta : Kalimah, 2001
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta :
Kalam Mulia, 2009
[1] Ramayulis dan Samsul
Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,
Jakarta : Kalam Mulia, 2009. hlm : 137
[2] Azyumardi Azra,
Pendidikan Islam; Tradisidan Moderenisasi
Menuju Milinium Baru, Jakarta : Kalimah, 2001. hlm : 4
[4] Ramayulis dan Samsul
Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,
Jakarta : Kalam Mulia, 2009. hlm : 100-104
[5] Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi
Aksara, 2008. hlm : 145-148
Tidak ada komentar:
Posting Komentar