MAKALAH
EPIDEMIOLOGOI
Dosen Pengampu :
Dr.MIRA SRI GUMILAR.M.EPID
Disusun Oleh :
Nama : Rido Alfadilah
NIM : PO71611190016
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
JURUSAN PROMOSI KESEHATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berisi tentng “Epidemiologi” tepat pada waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses belajar.
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki masih terbatas. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran bagi pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah kami ini.
Jambi, Mei 2020
` Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... .... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. .... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Epidemiologi........................................................................ .... 3
B. Definisi Skrining........................................................................................ 4
C. Pengertian Investigasi Wabah.................................................................... 5
D. Determinan Penyakit.................................................................................. 6
E. Investigasi Outbreak.............................................................................. 7
F. Peranan Epidemiologi Dalam Kesehatan................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Epidemiologi berasal dari kata Epi, Demos & Logos. Epi adalah tentang penyakit, demos adalah penduduk, dan logos adalah ilmu. Jadi EPIDEMIOLOGI adalah : Suatu ilmu yang mempelajari distribusi (penyebaran), frekuensi (Jumlah/Angka) dan determinan (Penyebab) penyakit/masalah kesehatan pada suatu penduduk. Menurut CDC 2002, Last 2001 dan Gordies 2000, epidemilogi is the mother of public health.Epidemiologi merupakan cabang ilmu yang membelajari tentang penyebaran penyakit dan faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia. Penyebaran penyakit disini merupakan penyebaran penyakit menurut sifat orang tempat dan waktu. Jadi disamping mempelajari siapa yang terkena penyakit, epidemiologi juga membahas mengenai dimana dan bagaimana suatu penyakit dapat menyebar. Selanjutnya jawaban dari pertanyaan itu akan memunculkan data mengenai jumlah penderita dari satu jenis penyakit, jenis kelamin penderita, lokasi dimana penderita tinggal, bagaimana penyakit itu dapat menginfeksi penderita dan pada akhirnya kapan penyakit itu sering muncul, pada saat musim hujan, pancaroba atau pada saat musim kemarau. (1) 1.2 Rumusan Masalah1. Studi yang dikaji dalam epidemiologi khususnya studi ekologi2. Defenisi studi ekologi atau studi korelasi populasi3. Kelebihan dan kelemahan studi ekologi4. Contoh kasus studi ekologi 1.3 Tujuan Penulisan1. Mengetahui studi yang dikaji dalam epidemiologi khususnya studi ekologi2. Dapat memahami defenisi dari studi ekologi atau studi korelasi populasi3. Dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan studi ekologi4. Dapat mennyontohkan kasus studi ekologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian epidemiologi?
2. Apa definisi skrining?
3. Bagaimana investigasi wabah?
4. Apa yang dimaksud dengan determinan penyakit?
5. Bagaimana investigasi outbreak?
6. Bagaimana peran epidemiologi dalam promosi kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian epidemiologi?
2. Untuk mengetahui definisi skrining?
3. Untuk mengetahui investigasi wabah?
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan determinan penyakit?
5. Untuk mengetahui investigasi outbreak?
6. Untuk mengetahui Peran epidemiologi dalam promosi kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epidemiologi
Jika ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang memepelajari tentang penduduk (yunani: epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlulah disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya.
Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut, banyak yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan masyarakat yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah menjadi kesepakatan semua pihak, namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan dimasyarakat. Dengan kesepakatan yang seperti ini diupayakanlah menemukan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat tersebut. Demikianlah, berpedoman pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk menemukan serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuansi dan penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama Epidemiologi.
Beberapa pengertian secara umum dan setengah awam, dapat dibaca dalam kamus atau ensiklopedia umum antara lain sebagai berikut:
1. Webster’s New World Dictionary of the American Languange, Epidemiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menyelidiki penyebab-penyebab dan cara pengendalian wabah-wabah.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia terbtan Balai Pustaka, Dep Dik Bud 1990: Epidemiologi adalah ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyebarannya.
3. Ensiklopedia Nasional Indonesia terbitan PT Cipta Adi Pustaka , Jakrta 1989 : Epidemiologi adalah suatu cara untuk meneliti penyebaran penyakit atau kondisi kesehatan penduduk termasuk faktor – faktor yang menyebabkannya.
B. Definisi Skrining
Skrining/penapisan merupakan proses pendeteksian kasus/kondisi kesehatan pada populasi sehat pada kelompok tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang akan dideteksi dini dengan upaya meningkatkan kesadaran pencegahan dan diagnosis dini bagi kelompok yang termasuk resiko tinggi. Pada negara maju, umumnya proses skrining/penapisan dilakukan pada penyakit tidak menular, misalnya kanker payudara yang dilakukan pada kelompok beresiko seperti wanita terlahir kembar, ada genetik keluarga, wanita yang tidak menikah, wanita yang tidak menyusui (red ngASI) anaknya dan pola diet dan gaya hidup yang tidak sehat, wanita pengguna KB hormonal, wanita yang menstruasi pertama dibawah 12 tahun dan menopause diatas 55 tahun. Berikut dijelaskan definisi skrining/penapisan menurut beberapa ahli Epidemiologi.
Menurut Webb (2005), skrining/penapisan merupakan metode test sederhana yang digunakan secara luas pada populasi sehat atau populasi yang tanpa gejala penyakit (asimptomatik). Skrining/penapisan tidak dilakukan untuk mendiagnosa kehadiran suatu penyakit, tetapi untuk memisahkan populasi subjek skrining/penapisan menjadi dua kelompok yaitu orang-orang yang lebih beresiko menderita penyakit tersebut dan orang-orang yang cenderung kurang beresiko terhadap penyakit tertentu. Mereka yang mungkin memiliki penyakit (yaitu, mereka yang hasilnya positif) dapat menjalani pemeriksaan diagnostik lebih lanjut dan melakukan pengobatan jika diperlukan.
Skrining/penapisan juga merupakan pemeriksaan untuk membantu mendiagnosa penyakit (atau kondisi prekursor penyakit) dalam fase awal riwayat alamiah atau di ujung kondisi yang belum parah dari spektrum dibanding yang dicapai dalam praktek klinis rutin. Sedangkan menurut Bonita et.al (2006), skrining/penapisan adalah proses menggunakan tes dalam skala besar untuk mengidentifikasi adanya penyakit pada orang sehat. Tes skrining/penapisan biasanya tidak menegakkan diagnosis, melainkan untuk mengidentifikasi faktor resiko pada individu, sehingga bisa menentukan apakah individu membutuhkan tindak lanjut dan pengobatan. Untuk yang terdeteksi sebagai individu yang sehat pun, bukan berarti terbebas 100% dari suatu penyakit karena tes skrining/penapisan dapat salah.
Inisiatif untuk skrining/penapisan biasanya berasal dari peneliti atau orang atau badan kesehatan dan bukan dari keluhan pasien. Skrining/penapisan biasanya berkaitan dengan penyakit kronis dan bertujuan untuk mendeteksi penyakit yang belum umum dalam pelayanan medis. Skrining/penapisan dapat mengidentifikasi faktor - faktor risiko, faktor genetik, dan pencetus, atau indikasi suatu penyakit
C. Pengertian Investigasi Wabah
Secara umum Wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit melebihi dari normal (kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli diantaranya :
Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang didaerah luas.
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit.
Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka .
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah, yang nyata jelas melebihi jumlah biasa.
Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa.
Selain kata wabah dikenal pula letusan ( outbreak ) apabila kejadian tersebut terbatas dan dapat ditanggulangi sendiri oleh pemerintah daerah dan kejadian luar biasa ( KLB ) apabila penanggulangannya membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat ( DirJen P2MPLP tahun 1981 ). Di Indonesia pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh mentri kesehatan.
D. Determinan Penyakit
Determinan Faktor Intrinsik pada Penyakit erat hubungan dengan Segitiga Epidemiologi yang dikemukakan oleh Gordon dan La Richt (1950) dalam Timreck (2004), yang menyebutkan bahwa timbul atu tidaknya penyakit pada organisme dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu host, agent dan environment. Gordon dan La Richt mengemukakan bahwa :
a.Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan host (organisme hidup)
b.Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan host (baik individu maupun kelompok)
c.Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami pada lingkungan (lingkungan sosial, fisik, ekonomi dan biologis
1. Determinan agen
Agen penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor mekanis. kadang-kadang, untuk penyakit tertentu, penyebabnya tidak diketahui seperti penyakit ulkus peptiku, coronaryheart diseases, dan lain-lain. Menurut Bustan (2006), Agen penyakit dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok yaitu:
1.Agen Biologis
Virus, bakteri, fungi, riketsia, protozoa, dan metazoan.
2.Agen Nutrisi
Protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
3.Agen Fisik
Panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan.
4.Agen Kimiawi
Dapat bersifat endogenous seperti asidosis, diabetes (hiperglikimia), uremia, dan eksogenous seperti zat kimia, allergen, gas, debu, dan lain-lain.
5.Agen Mekanis
Gesekan, benturan, pukulan yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh.
E. Investigasi Outbreak
Outbreak adalah peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal secara mendadak pada suatu komunitas, di suatu tempat terbatas, misalnya desa, kecamatan, kota, atau institusi yang tertutup (misalnya sekolah, tempat kerja, atau pesantren) pada suatu periode waktu tertentu (Gerstman, 1998; Last, 2001; Barreto et al., 2006). Hakikatnya outbreak sama dengan epidemi (wabah). Hanya saja terma kata outbreak biasanya digunakan untuk suatu keadaan epidemik yang terjadi pada populasi dan area geografis yang relatif terbatas. Area terbatas yang merupakan tempat terjadinya outbreak disebut fokus epidemik. Alasan lain penggunaan terma outbreak sebagai pengganti epidemi karena kata epidemi atau wabah berkonotasi gawat sehingga dapat menimbulkan kepanikan pada masyarakat (Tomes, 2000). Kata epidemi tidak disukai oleh para pejabat sebab kejadian epidemi di suatu wilayah dapat menampar muka pejabat yang bertanggungjawab di wilayah tersebut. Karena itu biasanya terma epidemi atau wabah diganti dengan terma yang lebih halus, yaitu “outbreak” atau “kejadian luar biasa” (extra-ordinary events), disingkat KLB. Bahkan dalam bahasa Inggris juga dikenal kata yang lebih eufemistik (halus) daripada outbreak, yaitu “upsurge” yang berarti peningkatan suatu kejadian peristiwa secara tiba-tiba Dalam menentukan outbreak/ epidemi perlu batasan yang jelas tentang komunitas, daerah, dan waktu terjadinya peningkatan kasus. Untuk dapat dikatakan outbreak/ epidemi, jumlah kasus tidak harus luar biasa banyak dalam arti absolut, melainkan luar biasa banyak dalam arti relatif, ketika dibandingkan dengan insidensi biasa pada masa yang lalu, disebut tingkat endemis (Greenberg et al., 2005). Segelintir kasus bisa merupakan epidemi jika muncul pada kelompok, tempat, dan waktu yang tidak biasa. Ditemukannya dua kasus penyakit yang telah lama absen (misalnya, variola), atau pertama kali invasi di suatu populasi dan wilayah (misalnya, HIV/ AIDS), dapat dikatakan epidemi, dan otoritas kesehatan dapat mulai melakukan penyelidikan dan pengendalian terhadap epidemi itu.
F.Peranan Epidemiologi Dalam Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, epidemiologi mempunyai peranan yang cukup besar karena hasilnya dapat digunakan untuk:
• Mengadakan anlisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia
• Mendeskripsikan pola penyakit pada berbagai kelompok masyarakat
• Mendeskripsikan hubungan antara dinamika penududuk dengan penyebaran penyakit
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa
• Mengidentifikasi berbagai faktor penyebab maupun faktor risiko yang berhubungan dengan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lainnya
• Menerangkan besarnya masalah dan gangguan kesehatan serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu
• Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
• Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
• Menyiapkan data dan informasi yang esensil untuk keperluan :
1. perencanaan,
2. Pelaksanaan program,
3. Evaluasi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan pada masyarakat
4. Menentukan skala perioritas kegiatan tsb.
• Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal – hal yang berhubungan dengan masyarakat. Di dalam kesehatan ilmu Epidemiologi sangatlah penting karena didalamnya terdapat peran dan tindakan yang harus dilakukan untuk pencegahan masalah kesehatan tersebut. Contohnya saja penanaganan dalam masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, parasit, ataupun bakteri. Sedangkan penyakit tidak menular bikan disebabkan dari virus, parasit ataupun bakteri melainkan disebabkan karena adanya masalah fisiologis. Penyakit tersebut dapat dihindari dari diri sendiri yaitu dengan menjaga gaya hidup, dan pola makanan.
B. Saran
Setelah memahami tentang Epidemiologi diharapkan mahasiswa mampu menerapkan Ilmu Epidemiologi dalam kehidupan sehari – hari. Dikarenakan bahayanya penyakit menular dan penyakit tidak menular diharapkan masyarakat mampu menceganya.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, R. 2013. Mengembangkan Evidence Based Public Health (Ebph) Hiv Dan Aids Berbasis Surveilans. Jurnal Adminsitrasi & Kebijakan Kesehatan Indonesia, 2.02.
Azwar, A. 1993. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT Bina Rupa Aksara
Budiarto, E dkk. 2003. Pengantar Epidemiologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Buku Petunjuk Pelaksanaan Surveilans, 2000. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Proyek Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Jawa Tengah.
Effendi, Ferry.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan.Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar