BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu manajemen hingga saat ini terus berkembang. Ilmu manajemen memberikan pemahaman tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.
Dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak bisa lepas dari perencanaan, peroganisasian untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kita tidak bisa lepas dari manajemen, baik manajemen diri sendiri maupun manajemen dalam bidang pekerjaan ataupun organisasi.
Howard M. Carlisle (dalam Sugiyo, 2013:27) menyatakan bahwa “management is the process by which the element of a group are integrated, coordinated, and efficiently achieveobjective” (Manajemen adalah proses pengintegrasian, pengkoordinasian dan pemanfaatan elemen-elemen suatu kelompok untuk mencapai tujuan secara efisien).
Penerapan manajemen telah dilakukan di segala aspek bidang dalam kehidupan bermasyarakat seperti halnya di dunia politik, organisasi, perusahaan, instansi ataupun lembaga-lembaga pemerintahan. Dalam dunia pendidikan juga peran manajemen sangat penting khususnya dalam Administrasi Pendidikan.
Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya (Pidarta, 1988:4).
Sedangkan perkembangan teori manajemen itu sendiri sampai saat ini terus berkembang. Banyak para ahli yang menjumpai pandangan yang berbeda-beda dalam hal penerapannya. Dalam perkembangannya sendiri belum ada teori manajemen yang bersifat baku ataupun kumpulan-kumpulan hukum yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Banyak teori yang berbeda yang digunakan dalam manajemen tersebut.
Secara umum teori manajemen ini dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : Manajemen ilmiah (1870 – 1930), Manajemen klasik (1900 – 1940), Manajemen hubungan manusiawi (1930 – 1940), dan Manajemen modern (1940 – sekarang). Teori-teori manajemen ini terus berkembang sampai dengan saat ini.
Berdasarkan perkembangan teori-teori tersebut maka kita akan melihat konsep mana yang cocok dan bagus digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Di dunia pendidikan khususnya Administrasi Pendidikan di sekolah konsep yang seperti apa yang bagus diterapkan. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep manajemen klasik itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahkan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan teori manajemen klasik?
2. Apa kelebihan dan kekurangan teori manajemen klasik?
3. Apa yang dimaksud dengan teori manajemen modern?
4. Apa kelebihan dan kekurangan teori manajemen modern?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui teori manajemen klasik?
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori manajemen klasik?
3. Untuk mengetahui teori manajemen modern?
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori manajemen modern?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Klasik
1. Pengertian Manajemen
Kata manajemen merupakan terjemahan dari bahasa inggris “to manage” yang berarti mengelola. Kata mengelola mempunyai makna yang luas seperti mengatur, mengarahkan, mengendalikan, menangani, dan melaksanakan serta memimpin (Sugiyo, 2013:27)
Menurut Hersey dan Blanchard (2001:3) (dalam Sugiyo, 2013:27) mengemukakan manajemen sebagai “management is working with and throught individuals and growth to accomplish organizational goals” sedangkan stoner (1992:8) mengemukakan bahwa manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguanaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dalam Suherman (2007:35) manajemen diartikan sebagai proses mengadakan, mengatur, dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dianggap penting guna mencapai suatu tujuan. Lebih jauh manajemen merupakan keseluruhan proses aktivitas yang dilakukan oleh sekolompok manusia dalam suatu sistem organisasi dengan menggunakan segala sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2. Pengertian Manajemen Klasik
Teori Manajemen Aliran Klasik mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajer sangat dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut. Dalam Fattah (2000:22) teori manajemen klasik berasumsi bahwa manusia itu sifatnya rasional, berfikir logis, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Oleh karena itu teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktural atau anatomi organisasi.
3. Sejarah Perkembangan Manajemen Klasik
Teori Manajemen Aliran Klasik awal sekali timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut memberikan perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu dikalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenal antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Charles Babbage dan lainnya.
Adapun manajemen klasik timbul dari kebutuhan akan pedoman untuk mengelola organisasi yang kompleks, misalnya sebuah pabrik. Manajemen itu tidak dilahirkan, tetapi dapat diajarkan, asalkan prinsip-prinsip mendasari dan teori umum manajemen dapat diterapkan.
Berikut dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya teori manajemen, yaitu :
a. Robert Owen (1771-1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.
b. Charles Babbage (1792-1871)
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya, karena setiap pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer saling bertukar pengalaman dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen.
Kontribusinya terlihat dari bukunya On the Economy of machinery and Manufacures. Dia menganjurkan Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1) Mengefisienkan waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2) Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain serta akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3) Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya.
4) Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada hal itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.
4. Pokok Teori Manajemen Klasik
Teori Manajemen Aliran Klasik terbagi menjadi dua, yaitu teori manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.
a. Teori Manajemen Ilmiah
Pelopornya adalah Frederick Winslow Taylor, Frank dan Lilian Gilberth, dan Henry Laurance Grant serta Harrington Emerson. Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan dibahas, pada sekitar 1900-an. Frederick Winslow Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management).
Taylor menyusun sekumpulan prinsip yang merupakan inti manajemen ilmiah. Prinsip-prinsip itu diringkas sebagai berikut :
1) Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
2) Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3) Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan tugasnya.
4) Harus dijalin kerjasama yang baik antara pimpinan dan pekerja.
Pendukung teori manajemen ilmiah yang lain adalah Frank B. Gilbert (1878-1924) dan Lilian Gilberth (1878-1972) yang sukses mengarahkan pada studi gerak dan waktu. Dia tertarik pada pengerjaan suatu pekerjaan yang memperoleh efisiensi tertinggi sebagai ilmu yang menganalisis tugas sampai pada gerak fisik dasar. Diharapkan agar gerak tidak dihambur-hamburkan dan dihemat serta diharapkan lancar sehingga produktifitas kerja meningkat.
Dalam konsep Gilbreth, gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Dengan kamera film ia berusaha mencari gerakan paling menghemat untuk setiap pekerjaan, dengan demikian menaikkan prestasi dan mengurangi kelelahan. Keduanya mengembangkan rencana promosi 3 tahap, yaitu :
1) Mengerjakan pekerjaan saat ini.
2) Mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi.
3) Melatih penggantinya dalam waktu yang bersamaan.
Menurut metode tersebut, seorang pekerja akan bekerja seperti biasa, sambil menyiapkan promosi karir dan melatih calon penggantinya. Dengan demikian pekerja akan menjadi pelaksana, pelajar yaitu menyiapkan karir yang lebih tinggi, dan pengajar dalam arti mengajari calon penggantinya.
Pelopor manajemen ilmiah selanjutnya ialah Henry Laurance Gantt (1861-1919). Beliau merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1) Kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama.
2) Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3) Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4) Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
Harrington Emerson (1853-1931) terkenal dengan sebutan efficiency engineering sebagai tipe konsultasi. Dia melihat penyakit sistem industri adalah pemborosan. Dia yakin bahwa hancurnya pabrik bukan disebabkan oleh tanah, pekerja dan modal, tetapi karena miskinnya ide-ide untuk berkembang.
Oleh sebab itu Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi, yaitu:
1) Tujuan dirumuskan dengan jelas.
2) Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
3) Dikerjakan oleh orang yang benar-benar kompeten.
4) Disiplin.
5) Balas jasa yang adil.
6) Laporan yang reliabel, mutakhir dan valid.
7) Pemberian perintah-perencanaan dan urutan kerja.
8) Adanya standar-standar dan skedul-skedul metode dan waktu kegiatan.
9) Kondisi yang memiliki standar.
10) Operasi yang memiliki standar.
11) Instruksi-instruksi praktis tertulis yang memiliki standar.
12) Balas jasa efisien-rencana insentif (ganjaran akibat efisiensi).
B. Kelebihan dan Kekurangan Teori Manajemen Klasik
1. Kelebihan Teori Manajemen Klasik
Dalam manajemen klasik metode ilmiah dapat diterapkan pada bermacam-macam kegiatan organisasi, jadi bukan hanya pada organisasi industri. Berikut beberapa kelebihan dari manajemen klasik.
a. Teknik efisiensi dan penelitian waktu dan gerak (time and motion study) mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
b. Metode pemilikan dan pengembangan tenaga kerja menunjukkan pentingnya latihan dan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas kerja.
c. Metode ini juga mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untuk mencari alternatif terbaik dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
d. Manajemen klasik menyediakan banyak teknik dan pendekatan terhadap manajemen yang masih relevan saat ini sebagai contoh pemahaman secara menyeluruh mengenai sifat dari pekerjaan yang dilaksanakan, pemilihan orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan melakukan pendekatan keputusan secara rasional semuanya adalah ide yang berguna dan masing-masing dikembangkan selama periode ini.
e. Beberapa konsep inti dari model birokratif masih dapat digunakan di dalam rancangan organisasi modern selama keterbatasan mereka diakui. Manajer seharusnya mengakui bahwa efisiensi dan produktivitas dapat diukur dan dikendalikan dalam banyak situasi.
2. Kekurangan Teori Manajemen Klasik
Selain memiliki kelebihan, manajemen klasik juga diakui memiliki beberapa keterbatasan, adapun keterbatasan tersebut diantaranya ialah sebagai berikut:
1) Manajemen klasik kurang memperhatikan aspek kemanusiaan dari pekerja, seperti motif, tujuan, perilaku, dan lain sebagainya.
2) Dalam organisasi modern yang kompleks seperti sekarang, manajemen klasik dianggap terlalu umum. Di manajemen modern, terkadang garis wewenang agak kabur. Saat ini terkadang teknisi bisa mendapat perintah dari manajer pabrik (atasan dari atasan teknisi (mandor). Ini membuat pertentangan antara prinsip pembagian kerja dan kesatuan perintah.
3) Peningkatan produktivitas memungkinkan peningkatan hasil, tetapi sering mengakibatkan pemberhentian pekerja atau diubahnya upah.
4) Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial para pekerja dan tidak pernah melihat ketegangan-ketegangan yang terjadi karena kebutuhan itu tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena manajer yang mengikuti aliran ini hanya memperhatikan aspek material dan fisik.
5) Manajer juga harus mengakui keterbatasan dari perspektif klasik dan menghindari fokus sempitnya terhadap efisiensi dari perspektif penting lainnya. Kekurangan dari manajemen klasik ialah prespektif tersebut menganggap remeh peran individu dalam organisasi.
Sedangkan menurut Filley, Kerr dan Hous (1976) dalam Fattah (2000:24) kelemahan-kelemahan teori klasik secara garis besar dikemukakan sebagai berikut:
1) Teori klasik adalah teori yang terikat waktu. Teori ini cocok diterapkan pada permulaan abad dua puluhan, karena motif pekerja waktu itu yang terutama ialah memenuhi kebutuhan fisiologis.
2) Teori klasik mempunyai ciri-ciri deterministik. Teori sangat menekankan pada prinsip-prinsip manajemen dan tidak memperhitungkan berbagai dimensi dalam manajemen seperti motivasi, pengambilan keputusan, dan hubungan informal.
3) Teori ini merumuskan asumsinya secara eksplisit. Malahan banyak asumsi yang lemah dan tidak lengkap secara implisit terdapat dalam teori klasik itu, antara lain: efisiensi hanya diukur oleh tingkat produktivitas yang hanya menyangkut penggunaan sumber secara ekonomis tanpa memperhitungkan faktor manusiawi.
B. Manajemen Modern
1. Pengertian Manajemen Modern
Manajemen modern adalah manajemen yang pada periodenya ditandai dengan sudah dipelajari manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar logika ilmiah, sehingga banyak melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi untuk melakukan penelitian tentang manajemen yang menghasilkan berbagai teori maupun aliran manajemen. Teori-teori ini pertama kali dirintis oleh; Robert Owen, Adam Smith, Charles Babbage dan Max Weber.
Manajemen modern dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi (perilaku organisasi), dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen operasi.
a. Manajemen menurut para ahli :
1. Thomas H Nelson
Ilmu dan seni memadukan ide-ide, fasilitas, proses, bahan dan orang-orang untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat dan menjualnya dengan menguntungkan.
2. James A.F Stoner
Proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Pendekatan-pendekatan Manajemen
1. Pendekatan Proses
Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional, atau klasik. Para pencetus pendekatan ini bermaksud untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen. Dalam bukunya yang berjudul The Elements of Administration, Lyndall Urwick menyebutkan dua puluh sembilan prinsip, sedangkan Fayol mengemukakan empat belas prinsip. Prinsip-prinsip ini dinyatakan kedua tokoh ini hamper mencakup semua prinsip pendekatan klasik.
Empat prinsip pendekatan proses klasik yang penting adalah :
(1) kesatuan perintah,
(2) persamaan wewenang dan tanggung jawab
(3) rentang kendali yang terbatas
(4) delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin.
2. Pendekatan Keperilakuan
Pendekatan keperilakuan muncul karena terhadap pendekatan klasik. Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi, mengemukakan bahwa pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja, Karena mengabaikan factor prilaku masing-masing individu yang berbeda-beda dalam organisasi. Pendekatan keperilakuan menekankan pentingnya kooperasi dan moral karyawan.
3. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif sering dinyatakan dengan istilah management science atau opertions research (OR). Pendekatan ini terutam memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitatif. Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dapat dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis, dan kemudian dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metoda kuantitatif untuk memperoleh hasil optimum. Pendekatan ini menganalisa masalah menajemen secara logic dan mengembangkan berbagai alternative keputusan pemecahannya
.
4. Pendekatan Sistem
Merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori sistem umum atau analisis sistem. Pendekatan sistem terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas.
5. Pendekatan Situasional (Contingency)
Pendekatan Situasional muncul Karen ketidak puasan atas tanggapan keuniversalan dan kebutuhan memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Pendekatan ini menggunakan hubungan-hubungan fungsional “bila maka” (if-then). Dimana “bila” menunjukkan variable-variabel lingkungan dan “maka” terdiri atas konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, yang mengarahkan ke pencapaian tujuan organisasi. Ada tiga komponen pokok dalam kerangka konseptual untuk pendekatan situasional : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen dan hubungan kontingensi antara keduanya.
c. Kelebihan dan Kelemahan Manajemen Modern
1. Kelebihan Manajemen Modern
Banyak digunakan dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari meliputi penganggaran modal, perencanaan produk, manajemen persediaan, penjadwalan, metode antrian, transportasi.
2. Kelemahan Manajemen Modern
Konsep manajemen modern sulit dipahami karena perhitungannya yang sulit.
2. Teori Manajamen Modern
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Pendekatan modern dilakukan berdasarkan hal – hal yang sifatnya situasional, yang berarti dalam pengambilan keputusan disesuaikan dengan situasi yang dihadapi dan kondisi lingkungan yang ada. Asumsi yang dipakai ialah bahwa orang itu berlainan dan berubah baik kebutuhannya, reaksinya, dan tindakannya yang semuanya bergantung pada lingkungan.
Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, Teori modern, dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan berbagai aktifitas baik fisik maupun psikis guna memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal. Salah satu aktifitas itu ditujukan sebagai sebuah proses untuk menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan sebuah karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Sejak manusia pertama ada, adalah sunatullah danya sifat untuk saling bergantung dan melengkapi kebutuhan antara satu dengan yang lain, hal ini dimaksudkan agar tujuan dalam hidup dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa saling membutuhkan ini muncul keinginan untuk bekerja sama. Dari kerja sama ini kemudian muncul keinginan untuk dapat mengatur, merencanakan, dan mengevaluasi tujuan kerja sama yang sejak awal dicitakan hingga terbentuklah satu sistem manajemen yang disepakati untuk mengatur semua anggotanya.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur Operation Research lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern dan pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional bagi para manajer dalam membuat keputusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Meski dengan berkembangnya ilmu ini juga memiliki sisi kelemahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen Pendidikan sebenarnya berkembang dan mengadopsi dari teori Manajemen di bidang ekonomi. Teori Manajemen pada awalnya dikembangkan oleh tokoh-tokoh yang bergerak dalam bidang bisnis.
2. Secara umum manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Manajemen klasik merupakan suatu teori manajemen yang mengedepankan produktivitas suatu organisasi atau perusahaan dengan adanya peningkatan kualitas pekerja/ karyawan dengan diberi pekerjaan yang spesifik dan dituntut tanggungjawab untuk menyelesaikannya pada waktu yang telah ditentukan yang disertai pendidikan dan latihan yang memadai demi meningkatkan efektivitas kerja serta adanya upaya mencari alternatif metode terbaik untuk lebih mengefisienkan waktu pengerjaan suatu pekerjaan.
4. Manajemen modern adalah manajemen yang pada periodenya ditandai dengan sudah dipelajari manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar logika ilmiah, sehingga banyak melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi untuk melakukan penelitian tentang manajemen yang menghasilkan berbagai teori maupun aliran manajemen.
5. Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, Teori modern, dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
B. Saran
Bagi mahasiswa diharapkan selalu berupaya menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkenaan dengan penunjang profesionalisme kerja, termasuk dalam kaitannya dengan pemahaman akan manajemen pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hanafi, Mamduh M. 2003. Manajemen. Yogyakarta: UPP-AMPYKPN.
Mulyono, MA. 2009. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Siswanto, H.B. 2007. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Husaini. 2011. Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar